Inisiatif Merdeka Belajar dan Tiga Terobosan Besar.

Inisiatif Merdeka Belajar dan Tiga Terobosan Besar untuk Pendidikan Indonesia

 

Pendidikan di Indonesia telah mengalami berbagai pembaruan dalam beberapa tahun terakhir, salah satunya melalui program “Merdeka Belajar” yang diprakarsai oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek). Program ini memiliki visi untuk menciptakan pendidikan yang inklusif, berorientasi pada kebutuhan peserta didik, dan lebih adaptif terhadap perubahan. Merdeka Belajar melibatkan sejumlah inisiatif untuk memperbaiki kualitas pendidikan Indonesia, mencakup perubahan kurikulum, reformasi asesmen, serta peningkatan kompetensi guru. Artikel ini akan mengulas tiga terobosan utama dalam inisiatif Merdeka Belajar yang mendukung transformasi pendidikan nasional.

  1. Kurikulum Merdeka: Fleksibilitas dalam Pembelajaran

Kurikulum Merdeka adalah salah satu inti dari Merdeka Belajar yang mengutamakan fleksibilitas, keterampilan berpikir kritis, dan kreativitas dalam proses pembelajaran. Kurikulum ini memungkinkan sekolah untuk menyesuaikan materi pelajaran sesuai dengan karakteristik, kebutuhan, dan minat peserta didik. Prinsip ini sejalan dengan teori pembelajaran konstruktivisme, yang berpendapat bahwa peserta didik harus berperan aktif dalam proses belajar agar mereka dapat membangun pengetahuan berdasarkan pengalaman dan interaksi dengan lingkungan (Piaget, 1964). Selain itu, kurikulum ini mendukung guru dalam merancang proyek pembelajaran yang mendalam, yang fokus pada pengembangan keterampilan aplikatif ketimbang hafalan semata.

Studi kasus implementasi Kurikulum Merdeka dapat dilihat pada beberapa sekolah di Yogyakarta yang mengadopsi metode berbasis proyek dalam mengajar mata pelajaran sains. Melalui kegiatan seperti proyek penelitian lingkungan di sekolah, peserta didik lebih termotivasi untuk mengeksplorasi dan menerapkan konsep sains dalam kehidupan sehari-hari, yang pada akhirnya mendorong keterampilan berpikir kritis dan pemecahan masalah.

  1. Asesmen Nasional: Pengukuran Mutu Berbasis Data

Salah satu terobosan penting lainnya adalah Asesmen Nasional (AN), yang diperkenalkan sebagai pengganti Ujian Nasional (UN). Berbeda dengan UN yang menekankan penilaian berbasis nilai akhir, AN bertujuan untuk mengukur literasi dasar, numerasi, dan kemampuan berpikir kritis peserta didik, serta kualitas lingkungan belajar di sekolah. Teori evaluasi pendidikan berbasis kompetensi mendasari perubahan ini, yang menyatakan bahwa evaluasi harus mencerminkan kemampuan dasar yang dibutuhkan peserta didik dalam menghadapi tantangan kehidupan nyata (Bloom, 1956).

Asesmen Nasional juga bertujuan untuk memberikan gambaran lebih komprehensif tentang kualitas sekolah. Contoh konkret penerapannya dapat dilihat di beberapa sekolah di daerah Jawa Barat yang mengalami peningkatan hasil AN dalam aspek literasi setelah menerima umpan balik dan dukungan pengembangan yang tepat. Penggunaan data AN memungkinkan sekolah dan pemerintah daerah untuk mengidentifikasi area yang memerlukan perbaikan secara spesifik, seperti peningkatan kemampuan membaca dan keterampilan matematika dasar.

  1. Pengembangan Kompetensi Guru melalui Pelatihan dan Sertifikasi

Guru merupakan agen utama perubahan dalam dunia pendidikan. Kemendikbudristek mengakui peran guru yang sangat strategis dalam keberhasilan Merdeka Belajar dan memfokuskan pada peningkatan kompetensi guru melalui program pelatihan yang komprehensif. Program-program ini mencakup pelatihan teknologi informasi, strategi pengajaran berbasis proyek, serta pendekatan pembelajaran sosial-emosional yang penting untuk menciptakan lingkungan belajar yang positif. Program ini didasarkan pada teori pembelajaran berkelanjutan (continuous learning) yang menekankan bahwa guru harus terus memperbaharui keterampilan dan pengetahuannya sesuai dengan perkembangan zaman (Knowles, 1984).

Sebagai contoh, pelatihan guru di beberapa daerah terpencil di Kalimantan telah meningkatkan keterampilan guru dalam menggunakan platform pembelajaran daring untuk mendukung pembelajaran jarak jauh selama pandemi COVID-19. Program pelatihan yang berkelanjutan membantu guru untuk lebih responsif dalam menghadapi tantangan baru dan beradaptasi dengan kebutuhan peserta didik yang beragam.

Kesimpulan

Merdeka Belajar dengan tiga terobosan utamanya—Kurikulum Merdeka, Asesmen Nasional, dan pengembangan kompetensi guru—menandakan arah baru dalam sistem pendidikan Indonesia yang berfokus pada pengembangan karakter, keterampilan berpikir kritis, dan pengukuran yang lebih relevan dengan kebutuhan abad ke-21. Dengan keberlanjutan implementasi kebijakan ini, diharapkan pendidikan Indonesia mampu mencetak generasi yang kompeten, kreatif, dan tangguh dalam menghadapi tantangan global.

Bagikan: