Mengenal Dunia Metaverse

Metaverse, sebuah konsep yang awalnya hanya ada dalam fiksi ilmiah, kini mulai menjadi kenyataan di era teknologi digital. Dianggap sebagai “evolusi berikutnya dari internet” oleh banyak pakar teknologi, metaverse menyatukan elemen virtual reality (VR), augmented reality (AR), kecerdasan buatan (AI), dan teknologi blockchain untuk menciptakan lingkungan digital interaktif di mana pengguna dapat berinteraksi layaknya di dunia fisik. Dalam artikel ini, akan dibahas konsep dasar metaverse, implikasinya dalam berbagai aspek kehidupan, serta perkembangan awalnya di Indonesia.

  1. Konsep dan Definisi Metaverse

Metaverse, yang pertama kali diperkenalkan oleh Neal Stephenson dalam novelnya *Snow Crash* pada tahun 1992, menggambarkan dunia virtual di mana individu dapat berinteraksi melalui avatar digital. Dalam buku tersebut, Stephenson mendeskripsikan metaverse sebagai ruang bersama yang diciptakan melalui teknologi digital, di mana pengguna memiliki identitas dan kebebasan bergerak di lingkungan virtual. Sejak saat itu, konsep metaverse berkembang dari sekadar gagasan fiksi ilmiah menjadi visi konkret yang mulai diwujudkan melalui teknologi (Stephenson, 1992).

Matthew Ball (2022), dalam bukunya The Metaverse: And How It Will Revolutionize Everything*, menguraikan bahwa metaverse bukanlah sekadar aplikasi digital, tetapi lingkungan digital terpadu yang dapat diakses kapan saja, memungkinkan interaksi simultan di antara individu dari berbagai lokasi geografis. Ball menyebut metaverse sebagai “interaksi realitas fisik dan digital yang memerlukan infrastruktur virtual kuat.” Konsep ini mengandung beberapa elemen utama, yakni keterbukaan, interoperabilitas, dan kemampuan untuk menjalankan aktivitas yang serupa dengan dunia nyata.

  1. Teknologi Pendukung Metaverse

Metaverse membutuhkan sejumlah teknologi canggih yang berfungsi secara sinergis, meliputi VR, AR, AI, blockchain, dan jaringan internet berkecepatan tinggi. Setiap teknologi ini memainkan peran penting dalam mendukung pengalaman imersif yang diharapkan oleh pengguna di dunia virtual.

 

Virtual Reality (VR) dan Augmented Reality (AR): VR menciptakan lingkungan simulasi tiga dimensi yang dapat dirasakan oleh pengguna melalui perangkat headset khusus, sementara AR melibatkan elemen digital yang ditampilkan di dunia nyata. Kedua teknologi ini penting dalam membangun pengalaman metaverse yang menyeluruh, memungkinkan pengguna berinteraksi dengan objek virtual dalam skala real time (Milgram & Kishino, 1994).

Blockchain dan Cryptocurrency: Dalam metaverse, blockchain memungkinkan pembuatan aset digital yang dapat dimiliki, diperjualbelikan, atau dipertukarkan oleh pengguna. Konsep ini dikenal sebagai non-fungible token (NFT) dan memberikan kepemilikan nyata terhadap aset digital. Cryptocurrency, di sisi lain, memungkinkan transaksi keuangan yang aman dan terdesentralisasi, yang menghilangkan ketergantungan pada bank atau institusi keuangan (Nakamoto, 2008).

Kecerdasan Buatan (AI): AI digunakan untuk mengotomatiskan proses dalam metaverse, mulai dari membuat avatar realistis hingga menganalisis perilaku pengguna untuk memberikan rekomendasi yang relevan. AI juga berperan dalam penciptaan lingkungan virtual yang lebih interaktif dan adaptif terhadap tindakan pengguna (Russell & Norvig, 2010).

Dengan integrasi teknologi ini, metaverse diharapkan mampu menawarkan pengalaman virtual yang mencerminkan interaksi dalam kehidupan nyata, seperti bekerja, belajar, bermain, dan berinteraksi sosial.

  1. Implikasi Sosial dan Ekonomi Metaverse

Metaverse memiliki potensi besar untuk membawa perubahan dalam berbagai aspek kehidupan, mulai dari ekonomi hingga sosial budaya.

Ekonomi Digital dan Pasar Kerja Baru: Salah satu peluang terbesar dari metaverse adalah ekonomi digital. Di dalam metaverse, pengguna dapat memiliki dan mengelola bisnis, membeli aset virtual, dan memperoleh pendapatan. Beberapa perusahaan, seperti Facebook (sekarang Meta) dan Microsoft, mulai mengembangkan platform metaverse untuk kepentingan bisnis, termasuk pertemuan virtual, presentasi, dan pelatihan karyawan di lingkungan digital. Menurut Rosedale (2021), metaverse membuka kemungkinan pekerjaan baru di bidang desain lingkungan virtual, penjualan aset digital, dan pelatihan VR, yang memungkinkan pengguna mengembangkan keterampilan baru dalam industri yang belum pernah ada sebelumnya.

 

-Interaksi Sosial dan Identitas Digital: Metaverse menawarkan peluang bagi pengguna untuk membangun identitas digital yang mencerminkan diri mereka sendiri atau karakter yang diinginkan. Pengguna dapat berinteraksi dengan orang lain dalam lingkungan virtual tanpa batas geografis, yang berpotensi meningkatkan keterhubungan global. Namun, metaverse juga menimbulkan tantangan etika terkait identitas dan privasi. Kontroversi muncul seputar pemanfaatan data pribadi pengguna dalam ruang virtual yang lebih rentan terhadap pelanggaran privasi (Floridi, 2014).

  1. Metaverse di Indonesia: Studi Kasus dan Implementasi Awal

Di Indonesia, minat terhadap metaverse mulai terlihat dengan munculnya sejumlah proyek dan inisiatif yang melibatkan perusahaan besar hingga start-up. Salah satu inisiatif paling menonjol adalah kolaborasi antara Bank Negara Indonesia (BNI) dan WIR Group, sebuah perusahaan teknologi lokal, untuk menciptakan layanan perbankan berbasis metaverse. Proyek ini bertujuan untuk menciptakan lingkungan perbankan virtual di mana pengguna dapat melakukan transaksi, mendapatkan informasi produk, dan berinteraksi dengan layanan pelanggan melalui avatar mereka.

Kolaborasi ini menunjukkan bagaimana metaverse di Indonesia dapat memberikan inovasi di sektor layanan keuangan, khususnya dalam meningkatkan pengalaman perbankan bagi nasabah yang tidak bisa selalu hadir di kantor cabang fisik. Dengan menggunakan avatar dan layanan berbasis AR, nasabah dapat “mengunjungi” kantor bank dalam dunia virtual, mendapatkan layanan dengan interaksi yang lebih personal (BNI & WIR Group, 2022).

Inisiatif lain terlihat di sektor pariwisata, di mana Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif mulai memanfaatkan teknologi metaverse untuk mempromosikan destinasi wisata. Dengan menciptakan pengalaman virtual bagi pengunjung, pengguna diharapkan dapat merasakan simulasi tempat wisata seperti Bali, Borobudur, atau Taman Nasional Komodo tanpa harus berada di lokasi tersebut secara fisik. Langkah ini memberikan solusi menarik untuk mempromosikan pariwisata Indonesia, terutama di masa pandemi COVID-19 yang membatasi mobilitas wisatawan (Ministry of Tourism and Creative Economy, 2021).

 

 

 

  1. Tantangan dan Masa Depan Metaverse di Indonesia

Meskipun metaverse menawarkan peluang besar, tantangan tetap ada, terutama dalam konteks Indonesia. Pertama, infrastruktur teknologi yang memadai merupakan syarat utama agar metaverse dapat diakses oleh masyarakat luas. Koneksi internet yang cepat dan stabil serta perangkat VR yang mahal menjadi kendala bagi masyarakat di wilayah-wilayah yang belum terjangkau teknologi canggih.

Kedua, kesiapan regulasi menjadi hal penting dalam pengembangan metaverse. Indonesia perlu merumuskan regulasi yang komprehensif mengenai transaksi di dunia virtual, kepemilikan aset digital, dan privasi data pengguna. Dengan adanya regulasi yang jelas, pengguna metaverse di Indonesia dapat merasa lebih aman dalam berinteraksi dan bertransaksi di lingkungan digital ini.

Dalam beberapa tahun ke depan, perkembangan metaverse di Indonesia mungkin akan semakin cepat dengan dukungan dari sektor publik dan swasta. Adopsi teknologi blockchain dan peningkatan konektivitas internet menjadi faktor penting dalam menentukan sejauh mana metaverse dapat diimplementasikan secara luas. Selain itu, pendidikan dan pelatihan keterampilan digital bagi masyarakat akan menjadi modal penting bagi Indonesia untuk menghadapi masa depan berbasis teknologi ini.

Penutup

Metaverse menawarkan peluang besar bagi masyarakat global, termasuk Indonesia, dalam mengembangkan ekonomi digital, memperkuat keterhubungan sosial, dan membuka pasar kerja baru. Dengan tantangan infrastruktur dan regulasi yang ada, pengembangan metaverse di Indonesia memerlukan kerja sama erat antara pemerintah, industri teknologi, dan masyarakat. Metaverse tidak hanya mengubah cara manusia berinteraksi dengan teknologi, tetapi juga membawa potensi perubahan besar dalam cara hidup, bekerja, dan belajar di masa depan.

Bagikan: