Generasi Alpha dan Gaya Belajar Baru: TikTok, Game, atau AI?
Pendahuluan
Generasi Alpha, yakni anak-anak yang lahir setelah tahun 2010, berkembang dalam lingkungan
yang sepenuhnya terdigitalisasi. Berbeda dengan Generasi Z maupun Milenial, Generasi Alpha
dibesarkan dengan kehadiran teknologi seperti TikTok, gim digital, dan kecerdasan buatan (AI)
sebagai bagian dari rutinitas harian mereka. Perkembangan ini mendorong transformasi gaya
belajar yang belum pernah terjadi sebelumnya. Artikel ini membahas secara mendalam bagaimana
media seperti TikTok, game, dan AI membentuk metode belajar Generasi Alpha, serta
mengaitkannya dengan konsep dan teori dari literatur akademik.
TikTok sebagai Medium Belajar: Pembelajaran Mikro dan Visual
TikTok, sebuah platform berbasis video pendek, telah menjadi salah satu sarana belajar informal
bagi Generasi Alpha. Fenomena ini dapat dijelaskan melalui teori microlearning, yakni konsep
pembelajaran dalam potongan-potongan kecil yang fokus pada satu tujuan spesifik (Hug, 2005).
Video TikTok yang berdurasi singkat dan bersifat visual memungkinkan penyampaian informasi
secara cepat dan menarik. Anak-anak Generasi Alpha cenderung memiliki rentang perhatian yang
lebih pendek akibat paparan intensif terhadap media digital (Rideout, 2015), sehingga metode
microlearning berbasis video seperti ini menjadi efektif dalam menyampaikan pengetahuan.
Selain itu, teori dual coding dari Paivio (1986) menyatakan bahwa informasi yang disajikan melalui
dua saluran kognitif-verbal dan visual-akan lebih mudah dipahami dan diingat. TikTok, dengan
kombinasi teks, suara, dan gambar bergerak, mendukung pembelajaran multisensorik yang
Generasi Alpha dan Gaya Belajar Baru: TikTok, Game, atau AI?
meningkatkan retensi informasi di kalangan Generasi Alpha.
Game Digital: Pembelajaran Berbasis Simulasi dan Interaktivitas
Gim digital tidak lagi sekadar hiburan; mereka kini menjadi medium pembelajaran yang valid. Teori
experiential learning yang dikemukakan oleh Kolb (1984) menekankan pentingnya pengalaman
langsung dalam proses belajar. Gim memberikan lingkungan simulatif di mana anak-anak dapat
belajar melalui percobaan, kegagalan, dan keberhasilan dalam waktu nyata. Dalam gim berbasis
edukasi, misalnya, pemain mengembangkan keterampilan berpikir kritis, pemecahan masalah, serta
kolaborasi sosial.
Penelitian oleh Gee (2003) menunjukkan bahwa permainan video menyediakan “ruang belajar yang
baik” karena menuntut pemain untuk berpikir strategis, membuat keputusan, dan beradaptasi
dengan tantangan yang berubah-ubah. Konsep situated cognition, di mana pembelajaran terjadi
dalam konteks nyata dan bermakna (Brown, Collins, & Duguid, 1989), juga diperkuat dalam
lingkungan game, memungkinkan Generasi Alpha memahami konsep abstrak melalui pengalaman
langsung.
Kecerdasan Buatan: Personalisasi dan Adaptasi Pembelajaran
AI membawa revolusi dalam dunia pendidikan dengan menyediakan pendekatan yang sangat
personal terhadap pembelajaran. Sistem pembelajaran berbasis AI, seperti tutor virtual atau
platform adaptif, mampu menganalisis kebutuhan individu dan menyesuaikan materi ajar secara
real-time. Prinsip zone of proximal development (ZPD) yang diperkenalkan Vygotsky (1978)
Generasi Alpha dan Gaya Belajar Baru: TikTok, Game, atau AI?
menemukan implementasi praktis dalam teknologi AI, yang dapat mengidentifikasi tingkat
kemampuan seorang pelajar dan memberikan bantuan sesuai kebutuhan mereka untuk mencapai
potensi maksimal.
Lebih jauh, pendekatan berbasis learning analytics memungkinkan guru dan sistem untuk
memahami pola belajar siswa dan memberikan intervensi yang lebih tepat sasaran (Siemens,
2013). AI bukan hanya mempercepat adaptasi pembelajaran, melainkan juga menciptakan peluang
untuk mengembangkan keterampilan berpikir tingkat tinggi seperti analisis, evaluasi, dan kreasi,
yang menjadi kompetensi penting dalam abad ke-21.
Implikasi Pendidikan
Transformasi gaya belajar Generasi Alpha menuntut perubahan dalam sistem pendidikan. Metode
pengajaran tradisional berbasis ceramah satu arah menjadi semakin usang dalam menghadapi
ekspektasi pelajar digital ini. Pendidikan masa depan perlu mengintegrasikan pembelajaran
berbasis proyek, penggunaan teknologi interaktif, dan pemberian ruang bagi kreativitas serta
eksplorasi mandiri.
Sebagaimana ditegaskan oleh Fullan dan Langworthy (2014), penting bagi dunia pendidikan untuk
mengadopsi praktik deep learning, yang menekankan kolaborasi, komunikasi, berpikir kritis, dan
kreativitas, dengan memanfaatkan teknologi sebagai katalisatornya. Pendidikan bukan lagi hanya
soal mentransfer informasi, melainkan tentang membekali Generasi Alpha dengan kemampuan
untuk belajar sepanjang hayat dalam dunia yang terus berubah.
Generasi Alpha dan Gaya Belajar Baru: TikTok, Game, atau AI?
Kesimpulan
Generasi Alpha menunjukkan bahwa gaya belajar telah mengalami pergeseran fundamental,
dipengaruhi oleh media sosial seperti TikTok, pengalaman interaktif dalam gim, dan teknologi
adaptif berbasis AI. Pendidikan masa depan harus responsif terhadap karakteristik unik generasi ini
dengan mengintegrasikan prinsip pembelajaran mikro, experiential learning, dan personalisasi
berbasis AI. Hanya dengan begitu, proses belajar dapat tetap relevan dan bermakna bagi para
penerus masa depan ini.
Referensi
Brown, J. S., Collins, A., & Duguid, P. (1989). Situated cognition and the culture of learning.
Educational Researcher, 18(1), 32-42.
Fullan, M., & Langworthy, M. (2014). A Rich Seam: How New Pedagogies Find Deep Learning.
London: Pearson.
Gee, J. P. (2003). What video games have to teach us about learning and literacy. New York:
Palgrave Macmillan.
Hug, T. (2005). Microlearning and narration: Exploring possibilities of utilization of narrations and
storytelling for the designing of “micro units” and didactical micro-learning arrangements. In
Proceedings of Media in Transition (MIT5), Cambridge, MA.
Paivio, A. (1986). Mental representations: A dual coding approach. Oxford: Oxford University Press.
Rideout, V. J. (2015). The Common Sense Census: Media Use by Tweens and Teens. Common
Sense Media.
Siemens, G. (2013). Learning analytics: The emergence of a discipline. American Behavioral
Generasi Alpha dan Gaya Belajar Baru: TikTok, Game, atau AI?
Scientist, 57(10), 1380-1400.
Vygotsky, L. S. (1978). Mind in society: The development of higher psychological processes.
Cambridge, MA: Harvard University Press.